Tuesday, September 22, 2015

I'm Feeling Blue


He who does not travel will not know the value of men-Moorish proverb







Hari terakhir di Chef, sedari pagi saya sudah melipir kesana kemari. Sebenernya saya masih merasa betah di sini. Tapi rencana tetap harus berjalan, esok hari, saya sudah harus berada di Marrakesh. Saya masih punya waktu sepagian ini hingga jam 10 untuk menyesatkan diri kembali di antara labirin kota tua chefchaouen yang berundak-undak. Semakin menerabas ke dalam jantungnya, bauran gradasi berbagai kelir biru mengingatkan saya pada lukisan “Blue nude” Georgia O' Keeffe. Tak ada tercium bau lembap, meski dibeberapa area sinar matahari tak sampai.



Selain warna biru, tersedia juga warna genit lainnya untuk mengecat rumah


Saya melewati warung sederhana yang menjual serupa kue-kue lokal. Sang pemilik warung sekaligus chef nampak sibuk mengolah kuenya in situ.  Tapi sayang, beliau tidak mau saya foto. Yah sudahlah, cukup kue-kuenya saja yang saya abadikan dalam foto dan ingatan. Saya mencoba mencicipnya, tapi bah! Gigi sensitif saya dibuat ngilu akibat rasa manis dari gula.



Beranjak dari sana, saya terus berjalan tak tentu arah. Kadang berhenti sejenak saat sampai di perempatan atau pertigaan; berpikir. Belok kanan? Kiri? ke atas? ke bawah? Menyenangkan! Tak ada konsekuensi, tak ada benar-salah. Setelah 2 jam lebih berjalan, saya sampai kembali di Medina. Dari kejauhan terdengar hiruk pikuk dan suara semacam raungan? Dan rebana!Hoh, mereka sedang menari. Tentu saja saya mendekat.


Keriuhan yang mengundang massa untuk mendekat, musiknya sangat hipnotik, setidaknya buat saya


Dan sayapun sempat mengabadikannya dalam bentuk video. Silahkan ditonton aja yah disini;




Related Posts:

  • Mutiara Biru, Pendera Rindu Salah satu sudut Chefchaouen beranak tangga Matahari menerobos sela dahan, berkelit di antara buah jeruk berkelir oranye tua. Saya mengaso di loteng penginapan, setelah sedari pagi menjelajah sebuah bukit di ut… Read More
  • Sepenggal Malam di Chefchaouen Saat saya masih terkantuk-kantuk disebuah bis tua selama 3 jam, tiba-tiba supirnya menghentikan laju bisnya di pinggir jalan. Sang kernet, dengan bahasa Berber berbalut patahan bahasa Inggris, menyuruh saya dan teman perja… Read More
  • I'm Feeling Blue He who does not travel will not know the value of men-Moorish proverb Hari terakhir di Chef, sedari pagi saya sudah melipir kesana kemari. Sebenernya saya masih merasa betah di sini. Tapi rencana tetap haru… Read More
  • Manzakine*, Marrakech! (Hello in Berber) Sbar Elkhair!Good Morning.. Pagi pertama Langit masih berwajah sedikit gelap. Di kejauhan nuansa biru mulai sedikit menggulung sisa dini hari. Dengan mata yang masih tertutup setengah, sa… Read More

0 comments: